Sabtu, 12 Januari 2013

karangan narasi


PENGALAMAN YANG MENGESANKAN

Ketika bangun pada hari Senin  pagi, aku  sangat terkejut  karena melihat jam di kamar telah  menunjukkan pukul  06.30 WIB. Aku  langsung bangun dan menuju ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi  tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja mencederaiku.
Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Sesampainya di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa terkejutnya aku, ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin (ada upacara bendera) aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda motor. Tiba-tiba di jalan motorku mogok, setelah diperiksa ternyata bensinnya habis. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tempat penjualan bensin eceran. Untunglah tempat penjualan bensin itu tidak jauh. Aku membeli satu liter bensin dan langsung tancap gas menuju ke sekolah.
Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah. Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku.
Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah (PR) dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga kali.
Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal dan tanpa basa-basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aku ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Aku bercerita tentang kejadian-kejadian yang aku alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah.

Senin, 07 Januari 2013

susu sari kedelai





Tahapan proses pembuatan sari kedelai




1.    Sortasi dan pencucian biji kedelai.
Sortasi dilakukan untuk membuang benda asing /kotoran,dan biji kedelai yang rusak. Biji kedelai dicuci dengan air mengalir beberapa kali sampai air bekas cucian bening dan kedelai nampak bersih. Pencucian sebelum perendaman dapat mengurangi jumlah bakteri yang ada pada biji kedelai.

2.   Perendaman dengan air biasa.
Perendaman bertujuan agar biji kedelai menyerap air sehingga lebih lunak, mudah digiling dan lebih cepat matang ketika dimasak . Perendaman juga melarutkan oligosakarida penyebab kembung.
Volume air yang digunakan untuk merendam adalah 2-3x volume kedelai. Perendaman dengan air dilakukan selama 6-10 jam, jika diluar selang waktu tersebut sari kedelai yang dihasilkan kurang enak.
Setelah perendaman, kedelai akan memiliki berat 2 x lipat karena biji kedelai menyerap air selama perendaman. Setelah direndam kedelai ditiriskan dan dicuci lagi 2-3x.

3.   Blanching atau pemanasan sesaat.
Blanching dilakukan dengan cara merebus/mengukus biji selama sekitar 10-15 menit. Tujuan Blanching sebelum ekstraksi atau penggilingan adalah menginaktifkan enzim penyebab bau langu sehingga bau langu dapat diminimalisir.

4.   Penggilingan atau penghancuran biji kedelai.
Penggilingan biji kedelai bertujuan memudahkan ekstraksi sari kedelai. Alat yang digunakan untuk menggiling bisa berupa blender biasa.
Air yang digunakan untuk memblender adalah air hangat bersuhu 60-70 derajat celcius. Penggilingan dengan air panas akan menonaktifkan penyebab bau langu yaitu sebagian enzim lipoksidase dan tripsin inhibitor.

5.  Penyaringan.
Proses ini bertujuan memisahkan ampas dengan sarinya. Penyaringan dapat dilakukan dengan saringan, kain blacu, alat pengepres, atau dengan alat decanter sentrifuge. Namun ada juga mesin pengolah susu kedelai yang sudah menyediakan fasilitas penyaringan. Penyaringan dapat memisahkan serat tidak larut air penyebab rasa berkapur pada susu kedelai. Ampas hasil saringan dapat diperas kembali 1-2x untuk meningkatkan hasil.

6.     Pemanasan.
Suhu pemanasan antara 60-90 derajat celcius, selama beberapa menit. Misalnya jika suhunya 63˚C maka waktunya 30 menit, atau jika menggunakan suhu lebih tinggi misalnya 85˚C, maka waktunya lebih cepat menjadi 3 menit saja. 
Pemanasan bertujuan membunuh mikroba pathogen, menonaktifkan sisa enzim penyebab bau langu dan zat anti gizi. Selama pemanasan susu kedelai harus diaduk terus untuk mencegah penggumpalan dan agar tidak gosong.




Sekarang resepnya
Saya beri judul Sari kedelai merah putih, karena bisa memakai gula merah ataupun gula putih.

Bahan dasar: 250 gr kacang kedelai, 2,5 liter air.
       
Sari kedelai putih memakai:
Gula pasir secukupnya, daun pandan,garam sedikit (nanti setelah masak, bisa ditambahkan juga essence buah seperti strawberry atau coklat jika suka).

Sari kedelai merah memakai: 
a.    gula merah,
b.    gula pasir (jika ingin lebih manis), 
c.     garam sedikit,
d.     5 batang serai dimemarkan,
e.     3 ruas jahe bakar di memarkan, (boleh lebih dari 3 ruas, sesuai selera saja)
f.     3 helai daun pandan